Kunker di Buton, Pj. Ketua TP-PKK Sultra Sambangi Masyarakat Sampuabalo

31
Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Provinsi Sulawesi Tenggara Wa Ode Munanah Asrun Lio disambut oleh Sekda Buton Asnawi Jamaluddin saat kunker di Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton (Foto : ist).
Advertisement

Buton, Trimediasultra.com – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Wa Ode Munanah Asrun Lio melakukan kunjungan kerja di Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sabtu, 4 November 2023.

Waode Munanah Asrun Lio menuturkan, PKK dan Dharma Wanita Persatuan hadir guna membantu tugas-tugas pemerintah dalam hal percepatan pembangunan, termasuk menyelesaikan persoalan stunting yang menjadi isu nasional.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Sultra itu mengatakan pencegahan stunting masuk dalam 10 program PKK. Ia meyakini stunting bersumber dari kaum ibu dan ibu juga yang harus menyelesaikannya.

“Masalah yang kita hadapi saat ini adalah masalah stunting, dan penanganannya melekat di 10 program PKK. Untuk kali ini marilah kita fokus ke masalah kesehatan termasuk masalah stunting,” ujarnya.

Bunda Literasi Sultra itu menegaskan, bakal membantu pemerintah menyelesaikan masalah stunting. Peran serta ibu sangat dibutuhkan guna mencegah terjadinya kasus stunting sejak anak masih dalam kandungan.

Dikatakannya, anak-anak penderita stunting bisa dikatakan 80 persen dari sikap dan pengetahuan kita sebagai seorang ibu,”jadi yang harus menyelesaikan hal ini adalah ibu-ibu. Harus kita komunikasi dari hati ke hati. Ibu-ibu untuk terbuka apa yang ibu lakukan. Kami di sini datang membantu ibu-ibu agar hal ini tidak berlanjut, 53 kasus yang ada saat ini jangan lagi bertambah,” ujarnya.

Saat ini pemerintah fokus bagaimana mencegah, menyiapkan dan menjaga kasus stunting agar tidak bertambah jumlahnya. Anak di usia 0-3 tahun merupakan waktu sangat besar pengaruhnya untuk mencegah stunting guna menentukan masa depan generasi emas selanjutnya.

“Jadi saya mohon ibu-ibu untuk terbuka dengan ibu-ibu PKK dan DWP kalau ada yang ditanyakan. Apa yang dilakukan ibu-ibu hari-hari, bagaimana ibu-ibu menjaga kesehatan, bagaimana cara ibu merawat anak, menyiapkan segala kebutuhan anak,” tuturnya.

Bunda Paud Sultra itu mengatakan, umur anak 1000 hari merupakan usia emas, dimana terbentuk seluruh organ tubuh utamanya otak dan lain-lain.

Dirinya berpesan agar pasangan muda belajar dan menyiapkan diri sebelum hamil. Sehingga masalah stunting tidak bertambah, paling tidak kita kurangi.

Usia emas sangat besar pengaruhnya. Jadi Ibu-ibu mungkin belum mendapat pengetahuan yang lengkap tentang hal itu, karena malu, keterbatasan informasi, atau mungkin kesalahan dari atas yang tidak memberikan pengetahuan lebih untuk anak-anak remaja, atau pasangan muda, jadi harus diberi bekal untuk melahirkan generasi hebat,” pungkasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Buton, Asnawi Jamaluddin mengatakan di Buton prevalensi angka stunting tahun sebelumnya mencapai angka 23 persen, namun saat ini turun menjadi 17,33 persen. Ini sebenarnya masih cukup tinggi karena target nasional harus sampai dengan maksimal 14 persen.

“Olehnya itu beberapa waktu lalu kami sudah melakukan beberapa kegiatan di antaranya rembuk stunting yang melibatkan seluruh stakeholder di Kabupaten Buton, juga ada kegiatan BSBS (Buton Sehat Bebas Stunting), berikutnya juga kami sudah mengeluarkan SK Bupati tentang Bapak dan Ibu Asuh Stunting. Setiap jumat ada kegiatan jumat berkah, jadi setiap hari jumat ada pemberian makanan tambahan, juga telur, dan makanan-makanan bergizi bagi penderita stunting,” jelasnya.

Dikatakannya, menurut data Dinas Kesehatan jumlah balita penderita stunting di Desa Sampoabalo Kec. Siotapina mencapai 53 kasus.

“Khusus di Desa Sampoabalo, tadi saya dapat laporan dari Kadis Kesehatan, di sini penderita stunting lebih kurang 53. Padahal di desa ini salah satu penghasil ikan, Ini mungkin yang perlu kita cermati kenapa hal ini sampai terjadi. Tapi Insya Allah kami tetap akan melakukan intervensi, kemudian ada semacam gerakan-gerakan bagaimana stunting di Kabupaten Buton bisa menurun. Apalagi hari ini hadir Ibu-Ibu DWP dan Tim Penggerak PKK, karena jaringan ibu-ibu sampai dengan di desa-desa,” tutupnya.

Facebook Comments Box