DPPKB Butur Terus Berupaya Percepat Turunkan Angka Stunting

21
Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Buton Utara, Muhammad Hardhy Muslim (Foto:ist)
Advertisement

Butur, Trimediasultra.com – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Buton Utara (Butur), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting untuk mencapai target prevalensi 14 persen secara Nasional pada 2024.

Salah satu upaya tersebut dengan melaunching program inovasi yakni, Bapak dan Ibu Asuh Anak Stunting (BIAAS) guna pencegahan stunting berbasis keluarga pada kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten di Aula Kantor Bappeda beberapa waktu yang lalu.

Kepala Dinas PPKB, Muhammad Hardhy Muslim, meminta seluruh jajarannya agar terus berinovasi dalam bekerja lewat terobosan-terohosan untuk mengejar target Program BIAAS dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) percepatan penurunan stunting secara efektif.

“Pegawai DPPKB harus siap bersinergi dan berkolaborasi dalam mengimplementasikan kedua inovasi tersebut BIAAS dan DASHAT.red ketika bekerja di lapangan. Melaksanakan program dan kegiatan yang memuat sasaran, indikator, target, dan anggaran yang menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan kegiatan

BIAAS dan DASHAT bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lainnya yang memiliki balita dalam membina tumbuh kembang balita melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, emosional dan sosial ekonomi,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas PPKB Buton Utara Muhammad Hardhy Muslim saat menyerahkan paket bantuan bagi Balita usia dua tahun (Baduta) dalam rangka penurunan angka stunting di Butur (Foto:ist).

Penurunan prevalensi stunting telah ditegaskan oleh Presiden Jokowi dalam pidato tanggal 16 Agustus bahwa penurunan stunting harus dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh Kabupaten Kota dan harus melibatkan, integrasi lintas institusi,” ungkap Sekda Butur itu.

Dikatakannya, Dapur Sehat Atasi Stunting akan ada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting. DPPKB menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sendiri.

Sekretaris Daerah Butur itu mengatakan, BIAAS juga merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

“Untuk Paket BIAAS pada Balita 2 tahun (Baduta) yakni beras 10 Kg, telur 2 rak dan susu. Sementara paket ibu hamil terdiri dari beras 10 Kg, telur 2 rak dan susu (ibu hamil) plus ada pket sayur , tempe dengan buah,” jelasnya.

Kegiatan DASHAT dan BIAAS sendiri mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan. Melalui model pengelolaan sosial, komersial dan kombinasi,” pungkasnya (Adv).

Facebook Comments Box