Peran Penting Posyandu Dalam Edukasi Masyarakat Tentang ASI Eksklusif

25
Petugas kesehatan mengevaluasi kondisi fisik anak menggunakan alat antropometri. Kementerian Kesehatan menargetkan pengiriman 313.737 alat antropometri ke 303.416 posyandu di Indonesia pada 2024. Foto : Ist ANTARA/HO-Kemenkes/rst.
Advertisement

Butur, Trimediasultra.com – Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.
Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai peran
penting dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif dan juga melanjutkan pemberian ASI sampai usia 24 bulan diserta pemantauan pertumbuhan mulai bayi lahir sampai usia 60 bulan.

Keberhasilan ASI Eksklusif memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang terdiri dari
keluarga khususnya ayah, pemerintah, tenaga kesehatan dan kader kesehatan masyarakat. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu indikator dari PHBS rumah tangga.

Dalam hal ini kader kesehatan memiliki peran dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif di masyarakat dengan mengajak masyarakat mengaplikasikannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Mengutip Tempo.co, Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yudhi Wibowo mengatakan posyandu memiliki peran yang sangat besar dalam melakukan edukasi mengenai pentingnya air susu ibu atau ASI eksklusif. Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto itu mengatakan posyandu merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Posyandu berperan besar dalam memberikan penyuluhan pengetahuan dan edukasi tentang ASI eksklusif kepada masyarakat yang ada di sekitar,” kata Yudhi.

Keberadaan posyandu di tingkat kelurahan atau desa sangat strategis untuk melakukan edukasi ASI eksklusif sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Dengan demikian, edukasi dan pendampingan yang dilakukan oleh kader posyandu harus terus ditingkatkan, terutama bagi ibu hamil dan yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif.

“Selain itu diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif di tengah masyarakat,” ujar Yudhi.

Cegah stunting
Ia juga mengingatkan peningkatan cakupan ASI eksklusif dapat mendukung upaya penurunan prevalensi stunting. Posyandu juga berperan besar dalam upaya mencegah Stunting melalui edukasi pola hidup sehat dan pola konsumsi keluarga mengingat posyandu dapat menjangkau masyarakat hingga ke tingkat desa.

Sementara itu, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk mendukung tumbuh kembang anak.

“Sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif untuk mendukung tumbuh kembang anak perlu terus dioptimalkan,” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK, Agus Suprapto.

Mantan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK itu menambahkan pemberian ASI eksklusif yang mengandung banyak nutrisi penting sangat baik untuk mendukung ketahanan kesehatan anak. Aspek kesehatan pada anak menjadi salah satu hal yang perlu menjadi perhatian bersama guna mendukung pembangunan sumber daya manusia atau SDM di Tanah Air.

(Trimediasultra.com/adm)

Facebook Comments Box