
Butur, Trimediasultra.com – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong penggunaan “Daun Kelor” sebagai produk makanan lokal bergizi sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting.
DPPKB memberikan edukasi makanan bergizi lokal melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Banubanua Jaya pada kader pengelola, penyuluh KB, dan Tim Pendamping Keluarga belum lama ini.
Pasalnya, kurangnya akses makanan bergizi adalah salah satu penyebab stunting. Selain itu pola asuh orang tua dalam pemberian makanan bergizi pada bayi dan anak juga menjadi kunci dalam mencegah stunting.
Pola asuh ini menjadi bagian yang sangat penting. Kalau kita tahu seperti apa makanan bergizi bagi anak-anak kita. Maka kita sebagai orang tua pun akan menjaga makanan yang dimakan anak-anak kita. Oleh karena itu nanti ada demo masak masakan sederhana. Karena konsep makanan di DAHSAT itu bukan yang aneh-aneh,” jelas Kepala Dinas DPPKB Butur, Muhammad Hardhy Muslim.
Dashat merupakan sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (keluarga yang memiliki catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi kemitraan lainnya.

Mus sapaan karibnya,menyebutkan melalui Dashat DPPKB berupaya keras mendorong masyarakat untuk dapat mengonsumsi makanan-makanan bergizi lokal yang terjangkau seperti yang dilakukan di Desa Banubanua Jaya mempraktekan pembuatan Nugget Ikan Daun Kelor.
Daun kelor (Moringa oleifera) lanjutnya, untuk kesehatan telah lama dipercaya oleh banyak orang. Tumbuhan ini kaya nutrisi dan senyawa aktif yang berperan dalam penyembuhan dan perlindungan tubuh. Sehingga daun kelor dijadikan salah satu bahan sebagai alternatif yang efektif untuk mengatasi masalah gizi buruk guna mencegah stunting pada anak.
Pasalnya, kandungan nutrisi dalam daun kelor meningkat ketika dikonsumsi segar atau dalam bentuk bubuk. Daun kelor mengandung vitamin A, kalsium, kalium, dan zat besi dalam jumlah yang tinggi. Dengan manfaatnya yang luar biasa, daun kelor menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan asupan nutrisi dan menjaga kesehatan,” jelasnya.
“Kegiatan Dashat mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Masyarakat diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik,” kata Mus.

Pencegahan stunting dimulai dari hulu, dari remaja, catin, maka generasi penerus bangsa haruslah tumbuh dalam keadaan sehat, cerdas dan produktif, jika anak-anak terlahir sehat dan tumbuh dengan baik serta didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka diharapkan mereka dapat menjadi model kesuksesan bangsa.
Pemberian gizi yang optimal pada anak usia dini dibutuhkan agar pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya.
“Oleh karena itu saya mengatakan bahwa pentingnya menjaga gizi kita supaya defisiensi mikronutrien itu bisa teratasi. Stunting itu bukan soal persoalan kalori saja, bukan persoalan protein saja,” tandasnya.(Adv)



