Rembuk Stunting Kabupaten, Upaya Perkuat Komitmen Pencegahan dan Penanganan Stunting

41
Wakil Bupati Buton Utara, Ahali beri sambutan pada kegiatan Rembuk Stunting (Foto.ist)
Advertisement

Butur, Trimediasultra.com – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Buton Utara (Butur) menggelar Rembuk Stunting tingkat Kabupaten. Kegiatan ini digelar guna menyamakan persepsi dan meminta dukungan dari berbagai pihak serta perkuat komitmen pencegahan dan penangan stunting, Selasa 27 Juni 2023.

Bupati Buton Utara melalui Wakilnya, Ahali menyampaikan, permasalahan stunting menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, masalah ini memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yakni terhambatnya tumbuh kembang anak, dan lain-lain. Sehingga program ini harus dilaksanakan secara konvergen atau terpusat, terpadu, terkoordinasi oleh berbagai lintas sector,” ujarnya saat membuka secara resmi kegiatan rembuk stunting tingkat Kabupaten di Aula Kantor Bappeda.

Mantan Kasubdit I Indagsi Dit Reskrimsus Polda Sultra itu mengatakan, rembuk stunting ini merupakan langkah penting yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Butur untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penanggung jawab layanan sector lembaga non pemerintahh, pemerintah dan masyarakat.

”Pada momentum ini saya harap para OPD terkait serius bekerja, karena masalah stunting ini harus diatasi dengan baik. Agar generasi masa depan kita menjadi generasi yang unggul,” pintanya.

Tahun 2023 lanjutnya, angka prevalensi stunting Butur mencapai 30,2% berada di atas angka prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni 27,7% sementara angka stunting Nasional berada pada angka 21,6%.

Ihwal hal tersebut, Wakil Bupati Buton Utara, Ahali menegaskan OPD terkait untuk berkomitmen tinggi bersama mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Butur. Pasalnya, Pemda berkewajiban memenuhi kecukupan gizi masyarakat. Kerja keras melakukan penelurusan, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting harus ditangani secara cepat dan tepat sasaran dalam mensukseskan program konvergensi percepatan penurunan stunting di Butur.

“Saya minta kepada seluruh OPD bersama stakeholder terkait untuk melakukan inovasi agar gizi masyarakat bisa terpenuhi. Para Camat, agar memfasilitasi tim yang bekerja serta mengkoordinir Kepala Desa mengalokasikan dan transfer, dana desa untuk penurunan stunting,” pintanya saat membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten.

Wakil Bupati Buton Utara, Ahali, didampingi Sekda Butur, Muhammad Hardhy Muslim, saat membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten. (Foto.ist)

Plt Kepala Dinas Kesehatan Butur, dr Izzanuddin dalam paparannya mengatakan, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang  atau tinggi badannya berada di bawah standar. Stunting juga dapat mengganggu perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.

Gelaja stunting dimulai sejak anak masih dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Sementara kerusakan fisik dan kognitif atau aktivitas mental tidak dapat diperbaiki setelah usia anak 2 tahun. Olenya karena itu perilaku hidup sehat ibu hamil sampai anak usia 2 tahun merupakan periode penting untuk pencegahan stunting pada anak-anak,” jelasnya.

Menurut hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 data prevalensi stunting di Butur pada tahun 2022 mencapai angka 31,2 persen. Namun jika merujuk pada data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) kasus stunting menunjukan prevalensi 26 persen.

Untuk mempercepat penanganan dan penurunan angka stunting, Dinas Kesehatan Butur melaunching inovasi terintegrasi SI BANANA dan EMPATI dengan melibatkan multi pihak untuk berkolaborasi, bersinergi guna penanganan stunting.

Menurutnya, sejumlah tahapan yang dilakukan harus memiliki kesamaan ide, komitmen dan memahami tuuan dan arah kegiatan dalam penanganan penurunan stunting, sehingga tumbuh kesadaran kolektif dari OPD untuk secara bersama dalam upaya penurunan prevalensi stunting,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti 115 orang terdiri dari para kepala OPD, Camat dan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan, Kepala Desa, Lurah Lokus Stunting, Kepala Puskesmas serta Tim Pendamping Keluarga. (Adv)

Facebook Comments Box